Senin, 09 Desember 2013

Bagai lampu


Bagai lampu, itulah hidup yang kita jalani, hidup bukan milik kita, namun kita sekedar dihidupkan, suatu saat kita akan dimatikan

Renungkanlah, sebuah lampu dengan minyak dan nyalanya, yang menerima kapan hidup dan kapan mati, bisa jadi sang lampu baru dinyalakan langsung dimatikan, atau sang lampu akan dinyalakan lebih lama, atau sangat lama

Renungkanlah, Bukankah sang lampu tidak memiliki kehendak dan kuasa atas dirinya

Renungkanlah, bukankah, sang lampu tidak perlu mengisi minyak dan menyalakannya

Itulah lampu, gambaran kecil tentang hidup kita, dari mulai kita dihidupkan sampai kita dimatikan, kita tidak memerlukan apa-apa, dan tidak perlu berusaha apa-apa, karena apa-apa yang kita butuhkan sebenarnya dan sesungguhnya telah disediakan, seandainya kita memerlukan usaha dan berusaha, maka usaha dan berusaha itu bukanlah suatu sebab terjadinya akibat, namun usaha dan berusaha itu sebagai perintah, maka taatlah

Renungkanlah, apakah kita membutuhkan usaha dan berusaha, jika kita tidak mengikuti nafsu yang selalu tidak terpuaskan, maka kita akan sadar bahwa sesungguhnya apa-apa sudah tersedia, tinggal kita berbagi